Liliyana Natsir: Tomboy Peraih Emas Olimpiade
Kabar baik dari Olimpiade 2016 Rio de Janeiro!
Indonesia berhasil meraih emas pertamanya lewat cabang Bulutangkis Ganda
Campuran.
Dan, kabar lebih baiknya lagi adalah, medali emas ini dipersembahkan oleh
seorang mbak-mbak tomboy nan ganteng: Liliyana Natsir (dan pasangannya
Tontowi Ahmad).
Aduh duh, jadi makin penasaran sama tomboy satu ini. Siapa sih dia?
Butet Junior mulai mengharumkan nama Indonesia saat menjuarai Asia Junior
2002 dan meraih medali perak SEA Games 2003. Namanya mulai melejit pasca
menjuarai Kejuaraan Dunia BWF 2005, kejuaraan paling bergengsi untuk atlet
bulutangkis. Sejak itu, Butet tak henti-hentinya mengharumkan nama Indonesia di
berbagai kejuaraan. Meski terkenal sebagai pemain bulutangkis ganda campuran,
Butet juga sempat bermain di ganda putri. Pasangannya yang paling terkenal saat
itu adalah Vita Marissa. Mereka berpisah karena Vita mundur dari Pelatnas.
Tahun 2013, Butet mencetak sejarah dengan menjadi atlet perempuan
pertama yang menjuarai Kejuaraan Dunia BWF tiga kali. Sejarah berikutnya ia
toreh di Olimpiade 2016. Emas yang ia persembahkan, merupakan emas pertama yang
diraih Indonesia di cabang Bulutangkis Ganda Campuran dalam sejarah Olimpiade.
Liliyana/Widianto merupakan
pasangan ganda campuran nomer satu dunia di era 2010. Bersama Nova Widianto,
Butet mengantongi dua medali emas kejuaraan dunia dan 14 gelar.
Berikut merupakan daftar kejuaraan
legendaris yang dimenangkan Butet:
- Olimpiade (1 emas, 1 perak)
- Kejuaraan Dunia (3 emas, 1 perak, 1 perunggu)
- Asian Games (1 perak, 1 perunggu)
- Kejuaraan Dunia Junior (2 perunggu)
- Kejuaraan Asia Junior (1 emas)
- Piala Dunia Badminton (1 emas)
- Piala Uber (1 perak, 1 perunggu)
- Piala Sudirman (1 perak, 2 perunggu)
- Kejuaraan Asia (1 emas, 1 perak, 1 perunggu)
- BWF Super Series (18 gelar, 16 runner up)
- BWF Grand Prix Gold and Grand Prix (9 gelar, 4 runner up)
- Turnamen Terbuka (5 gelar, 4 runner up)
Selain dikenal dengan prestasinya, Butet juga disorot
masyarakat Indonesia karena ekspresi gendernya yang maskulin. Rambutnya
dipangkas pendek, dan tidak menggunakan rok di pertandingan. Perlu diketahui
bahwa Butet adalah satu dari beberapa atlet bulutangkis perempuan Indonesia
yang menolak menggunakan rok.
Prestasi dan sejarah yang diukir Butet membuktikan bahwa orang-orang dengan orientasi seksual, identitas gender, dan ekspresi gender (SOGIE) dapat melakukan yang terbaik dan mengoptimalkan talentanya jika diberi ruang untuk menjadi dirinya sendiri.
Bukan SOGIE yang membuat orang tidak produktif,
melainkan stigma, diskriminasi, dan kekerasan pada orang dengan SOGIE beragam. Gak kebayang deh kalo Butet dipaksa pakai
rok saat bertanding. Mungkin malah ngedrop, tertekan, dan gak bisa juara. Aaaakkk...
Sekali lagi, selamat yah Kak Butet! Terima kasih sudah menjadi
diri sendiri! Terima kasih sudah membuktikan pada Indonesia! We love youuuu...
0 comments